Hati-hati Pilih Teman Saat Travelling Aloha! Mbak Turis ngak lupa kok melanjutkan kisah yang kau baca di postingan sebelumnya ;)
Kadang bikin blog yang tag line bawahnya bersambung.... Bikin kita jadi deg-degan seolah seluruh dunia menantikan kapan saya akan nulis lanjutanya ( ya elah lebay amat :)
Setiap travelling saya selalu ingat pesan ibu saya "kalau ketemu orang gres jangan suka berpikiran negatif, ngak semua orang niat buruk sama kamu!"
Saya beruntung dibesarkan oleh ibu saya yang sangat berilmu bergaul. Dia punya sobat dimana saya, mulai dari sebab berkenal di angkutan umum, kereta api hingga ibu-ibu langganan sayur. Walaupun kenal hanya sepintas, saat kita menebar kebaikan insya allah pertemuan dan pertemanan sepintas itu akan mempunyai kegunaan suatu hari nanti. Kalau saya perhatikan dikala kesulitan ada aja temannya yang membantu.
Nah bekal ini lah yang selalu saya bawa dikala travelling.
Saya kenal ketiga kelompok orang ini dalam pertemuan tak di sengaja. Hingga kini mereka semua menjadi lebih dari sekedar sobat jalan tapi sahabat.
Duo asal tiongkok ini berjulukan wu fang dan chen zen ( ngak tau ya tulisannya bener apa ngak ini). Sebenarnya ada dua laki laki lagi, tapi saya sudah usang hilang contact walaupun mereka masih ada dalam friend list saya di facebook.
Saya bertemu mereka ngak sengaja di sebuah gerbong kereta di paris pertengahan tahun 2008. Saya agak dag dig dung dikala ke paris untuk pertamakalinya, karena hambatan bahasa, ngak paham peta, ngak tau mau kemana modalnya nekad aja kebetulan bos daerah kerja saya kasih saya libur beberapa hari.
Kalau di paris kereta penuh sesak dengan lebih banyak didominasi orang berkulit hitam yang jikalau ngomong rada garang lengkap dengan muka yang ngak ramah. Mau tanya direction aja udh takut duluan. Nah si wu fang ini bawa koper gede banget rada menghalangi jalan saya waktu masuk pintu kereta. Dari keserimpet kaki ini lah saya mulai SKSD eh ngak tau nya ia dapat sedikit bahasa inggris. Akhirnya kami setuju untuk mengelilingi paris bersama.
Kami setuju sharing kamar sebab mereka udah sewa kamar di salah satu rumah warga tiongkok di paris. Sebenarnya lokasinya ngak di tengah kota banget, saya lupa nama stasiunnya tapi rada jauh dari menara eiffel. Karena itulah mungkin harga sewanya rada murah.
Orang tiongkok sangat cermat dan teliti soal ittenary, mereka udah siap semua jadi saya tinggal ikutin aja. Ternyata si wu fang ini kerja di sebuah majalah mode di beijing, dan ia punya kenalan banyak orang tiongkok di paris. Mereka hoby makan di resraurant cina tapi sangat paham bahwa saya ngak makan babi, jadi cari restoran tiongkok muslim. Saya sangaaaattt terbantu bertemu orang-orang ini, kalau boleh di katakan anugrah banget deh.
Kalau dihitung-hitung biaya saya dari jerman ke paris hanya Rp 700.000 all in udah termasuk sewa daerah tinggal, tiket kereta dan makan. Kalau masuk amusement atau museum saya gratis sebab pakai kartu wartawan. Ini hitungan tahun 2008 ya dikala Euro kisaran Rp 13.000
Kalau dihitung-hitung biaya saya dari jerman ke paris hanya Rp 700.000 all in udah termasuk sewa daerah tinggal, tiket kereta dan makan. Kalau masuk amusement atau museum saya gratis sebab pakai kartu wartawan. Ini hitungan tahun 2008 ya dikala Euro kisaran Rp 13.000
Si wu fang kini jadi stylish di majalah mode di beijing. Sementara si chen ngak tau apaan kegiatannya sebab statusnya di facebook dalam bahasa chinese, tapi ia kini tinggal di Hong Kong.
2. Imigrant Gelap Myanmar
Namanya Hta Hta! Salah satu orang paling baik dan ikhlas yang saya kenal. Saya bertemu dengannya dalam sebuah lembaga komunitas wartawan di jerman. Kebetulan duduk di bangku sebelah, makan siang pun bersama. Ngobrol ngalor ngidul karenanya sampailah pada cita-cita untuk jalan-jalan ke belanda. Saya yakin banget orang ini baik, enak di ajak ngobrol dan udh biasa travelling.
Ternyata hta ini wartawan populer di negara asalnya mungkin sekelas najwa shihab atau desi anwar. Hingga sekarang tiap saya ketemu orang asal myanmar dan menyebut namanya, mereka pribadi tahu siapa yang saya maksud. Karena ia populer di amsterdam kami tinggal di rumah kenalan temannya, pas saya tanya lagi ternyata sobat yang ia maksdu yaitu fans setianya alamaaakk!!
Saya dan Hta di Amsterdam |
Jalan jalan di amsterdam lezat banget makan ada yang bayar, kemana mana di anterin dan tinggal di rumah dengan selimut tebal. Semuanya sebab bekingan si hta hta :)
Ternyata si hta ini yaitu imigrant gelap dulunya, terapung apung di atas sampan selama beberapa ahad hingga di selamatkan nelayan. Persis kayak dongeng pengungsi rohingya.
Tapi katanya ia beruntung dapat selamat dan tidak di kembalikan ke negaranya. Sekarang hta hta berdomisili di amerika serikat dan menikah dengan orang orisinil sana.
Tapi katanya ia beruntung dapat selamat dan tidak di kembalikan ke negaranya. Sekarang hta hta berdomisili di amerika serikat dan menikah dengan orang orisinil sana.
3. Brondong manis asal semarang
Nah jikalau yang ini kisah sobat jalan di tanah air. Saya dan sobat kerja namanya sari travelling ke bromo jikalau ngak salah tahun 2013. Saat menuju bromo kami harus menyewa kendaraan beroda empat elf rada cukup mahal jikalau hanya untuk dua orang. Kalau mau murah harus barengan sama orang lain yang juga punya jurusan yang sama. Option kedua kayaknya lebih pas ya, untuk menghemat duit :)
Menunggu hampir sejam karenanya datangnya segerombolan mahasiswa asal semarang dengan logat jawanya yang medok. Full seat berangkat lah kami ke bromo. Ternyata anak anak ini kuliah di universitaa diponegoro, teman geng bocah dari smp hingga kuliah. Untuk ukuran anak kuliah berdasarkan saya mereka ini baik, sopan dan sigap menolong banget.
Perjalanan menuju kawah bromo jadi lebih fun dengan kehadiran mereka. Sampai kini saya masih berteman dengan beberapa diantara mereka yang kebetulan sempat tukaran pin bb.
Perjalanan menuju kawah bromo jadi lebih fun dengan kehadiran mereka. Sampai kini saya masih berteman dengan beberapa diantara mereka yang kebetulan sempat tukaran pin bb.
Sebenarnya ngak semua orang beruntung menemukan sobat travelling yang notabene yaitu stranger alias orang absurd yang benar-benar baik, seperti dongeng saya diatas.
Dalam banyak kasus ada beberapa orang yang malah contohnya kena tipu atau malah di copet sama orang yang awalnya dipikir dapat jd temen jalan bareng.
Ada beberapa hal yang harus kau perhatikan misalnya:
1. Jangan menawarkan identitas lengkap
Saat berkenalan saya selalu memakai nama panggilan. Kalau ditanya kerja dimana selalu jawab swasta. Pokoknya jangan berikan identitas lengkap di awal pertemuan.
2. Pilih sobat jalan lebih dari satu orang
Saya ngak pernah mau jalan saya orang yang juga solo travelling. Biasanya orang yang saya pilih merupakan gerombolan wisatawan juga.
3. Pilih orang asia
Saya orang asia jadi saya lebih memilihorang asia untuk jalan bareng. Walaupun berbeda negara, keterikatan sebagai ras asia kadang sangat terasa dan biasanya jadi sugesti aja jikalau mereka ngak mungkin niat jahat.
4. Gunakan insting kamu
Semakin banyak kau travelling dan mengenal orang, insting untuk menghadapi ancaman akan terbentuk dengan sendirinya. Kalau kau ragu, cari orang lain.
Nahh.. Sekarang udh tahu dong cara menentukan sobat yang asik, intinya cari orang yang menciptakan nyaman aja.
Selamat jalan-jalan bareng sobat yang ASIK y jangan lupa juga Hati-hati pilih sobat dikala travelling
Love,
Turiscantik
Selamat jalan-jalan bareng sobat yang ASIK y jangan lupa juga Hati-hati pilih sobat dikala travelling
Love,
Turiscantik
0 Response to "Tips Traveling: Hati-Hati Menentukan Sobat Dikala Travelling (Part 2 - End )"
Post a Comment